azab orang tua yang menceraikan anaknya

Orangtuanya meminta teman saya menceraikan istrinya. Saya juga tidak tahu karena teman saya tidak menceritakan alasannya. Bagaimana seharusnya sikap teman saya dalam menanggapi permintaan orang tuanya? Terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wb (hamba Allah/Jakarta) Jawaban. Wassalamu 'alaikum wr. wb. Penanya dan pembaca yang budiman. Ketikaorang tua sudah menerima pilihan anaknya, maka dia harus menerima dan memperlakukan menantunya seperti anak kandungnya sendiri. Jangan pernah sekali-sekali mertua meniggikan anak kandungnya yang akan membuat menantu merasa minder dan berkecil hati. 9. Tidak Boleh Membandingkan Antara Menantu yang Satu Dengan yang Lainnya BukuSold Out? Hubungi Kami di 019-2678913. NEWSLETTER; CONTACT US; FAQs Sumber: ANTV. VIVA - Sinopsis Jodoh Wasiat Bapak Azab Mertua Jumat 2 Februari 2018, menceritakan Rahmat (31) pedagang bakso yang baik hati. Ia ingin bersedekah tapi tak punya uang cukup. Ustaz Syakieb memberitahu bahwa Rahmat bisa bersedekah dengan apa saja yang dimilikinya. Rahmat lalu menyedekahkan baksonya ke anak-anak Suatuketika, seorang lelaki curhat kepada Syekh Abdullah bin Al-Mubarik, dia berkata: "Dulu ibuku selalu memintaku untuk menikah, sampai aku menikah. Setelah aku menikah, ia selalu memintaku menceraikan istriku." Syekh berkata: "Kalau engkau sudah merasa melakukan semua bakti kepada ibumu kecuali ini, ya sudah ceraikan saja. 누누티비 우회. loading...Seorang anak boleh menasehati orang tuanya dengan cara yang sopan, dan bijaksana bila tak sesuai dengan ajaran agama. Foto ilustrasi/istimewa Dalam kehidupan banyak kita jumpai berbagai watak manusia. Termasuk dalam lingkup keluarga sendiri. Orang tua, kerabat dekat, teman, dan tetanggayang memiliki watak yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Semisal, orang tua yang keras kepala dan berselisih paham dengan anaknya, atau berbeda kondisi ini, bolehkah seorang anak menasehati orang tuanya? Bagaimana cara dan adabnya, agar nasehat itu diterima oleh orang yang dituju?Allâh Azza wa Jalla memerintahkan kita amar ma’ruf dan nahi mungkar menyuruh orang untuk melakukan kebaikan dan mencegah dari kemungkar sesuai dengan kemampuan .Baca juga Pentingnya Menjaga Iffah di Zaman Penuh Fitnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ"Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Jika dia tidak bisa merubah dengan tangannya, maka degan lisannya; Jika tidak bisa juga dengan lisan, maka dengan hati dan itu adalah selemah-lemahnya iman."Dalam riwayat lain ولَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإِيْمَانِ حَبَّةَ خَرْدَلٍ "Tidak ada lagi setelah itu keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi." HR MuslimDi dalam Al Qur’an sendiri banyak perumpamaan maupun kisah yang sangat inspiratif sebagai petunjuk atau hikmah bagi manusia. Salah satunya adalah kisah hubungan seorang anak dengan orang tuanya yang berbeda pendapat dan keyakinan. Seperti kisah Nabi Ibrahim alaihisalam dengan Ta'ala berfirman إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا 42 يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا 43 يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ عَصِيًّا 44 يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا 45 قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا 46قَالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ ۖ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي ۖ إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا 47"Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? 42 Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. 43Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. 44Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”.45 Berkata bapaknya “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama”.46 Berkata Ibrahim “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. 47" QS Maryam 42-47Ayattersebutmenjelaskan tentang dialog Nabi Ibrahim mengajak ayahnya yang bernama Azar, untuk mengikuti kebenaran ajarannya yang sesuai dengan logika manusia, dan dengan cara yang sopan, tanpa menggurui. Baca juga Inilah Beberapa Puasa Sunnah Muharram dan Dalil-dalilnya Dalam tafsir Thobari disebutkan, bahwa Nabi Ibrahim menasehati orang tuanya dengan dialektika penuh hormat yang ia tunjukkan kepadanya, dengan menanyakan alasan, kenapa tuhan yang tak mendengar keinginanmu, lagi tak mampu mendatangkan manfaat, atau membuat kerusakan, kenapa engkau sembah?Ibnu Kasir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Ayah Nabi Ibrahim tak mau menerima nasehat dari anaknya, malah akan mengancam secara fisik, dan mengusir Nabi Ibrahim, jika tak mau menyembah berhala itu, dan masih mencaci maki, mencela sesembahan. Mendengar perkataan orang tuanya, Nabi Ibrahim tak lantas marah, tapi selalu menunjukan perilaku santun kepada orang tuanya, dengan selalu berdoa agar orang tuanya mendapatkan keselamatan .Dari kisah di atas juga dapat diambil kesimpulan, bahwa seorang anak boleh menasehati orang tuanya dengan cara yang sopan, dan bijaksana bila tak sesuai dengan ajaran Agama, karena pada dasarnya, taat kepada orang tua wajib hukumnya, tapi kalau tidak bertentangan dengan Aturan Agama, atau untuk durhaka kepada Allah dan RasulNya, maka dalam hal ini, seseorang tak wajib mengikutinya. Baca juga Ketika Setan Menggoda Manusia dengan Kemiskinan Wallahu A'lam wid Azab anak durhaka kepada orang tua – Anak adalah suatu amanah atau titipan dari Allah SWT yang harus dijaga oleh setiap orang tua. Tentunya mereka bertanggung jawab atas segala macam kebutuhan anak-anaknya, mulai dari pemberian sandang pangan, kasih sayang dan pendidikan agar kelak anak tumbuh menjadi generasi berkualitas dan berakhlakul karimah. Begitupun sebaliknya, anak juga diwajibkan menghormati kedua orang tuanya terutama ibu. Sebab, perjuangan ibu ketika ia mengandung selama 9 bulan tentu sangatlah berat. Bahkan, ibu bertaruh nyawa untuk melahirkan, menyusui dan merawat anaknya hingga tumbuh besar. Sedangkan peranan ayah adalah mencari nafkah demi memenuhi segala kebutuhan keluarga. Sungguh, jasa kedua orang tua itu tiada bandingnya. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Allah SWT berfirman وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” Al-Ahqaf15 Ciri-ciri Anak Durhaka Menurut Islam Islam mengajarkan seorang anak untuk berlaku sopan dan bertutur kata yang lembut kepada orang tuanya. Adapun mereka yang berkata kasar, membentak, memukul, memasang muka masam di depan orang tua, maka perlakuan-perlakuan tersebut dikategorikan dalam perbuatan durhaka. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Berikut beberapa ciri anak durhaka menurut pandangan islam dan Al-Quran 1. Berkata “Ah” dan membentak orang tua Islam mewajibkan setiap anak untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Bahkan berkata “ah” pun juga dilarang. Apalagi meninggikan nada suara di depan orang tua atau membentak, sungguh perbuatan tersebut benar-benar dilarang oleh Allah SWT. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23 yang artinya “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” 2. Membuat orang tua bersedih dan menangis Setiap orang tua pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka rela melakukan apapun demi melihat senyum anaknya. Lalu, bagaimana jika kita sebagai anak tega membuat orang tua bersedih bahkan menangis? Tentu perbuatan tersebut dapat menjadi dosa besar untuk kita. Ibnu Umar berkata “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” HR. Bukhari 3. Menelantarkan dan tidak melayani orang tua Sejak kecil, mereka merawat kita, menyusui, membantu buang air, memberi makan dan minum, mengajari kita berbicara dan berjalan. Segala sesuatu mereka berikan secara ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Di saat kedua orang tua kita telah berusia lanjut, maka kewajiban kita untuk merawatnya. Jangan sampai kita menelantarkan orang tua hanya karena mereka telah pikun. Jika kamu berbuat demikian, sama saja kamu telah berbuat durhaka kepada orang tua. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahkaf ayat 15 yang artinya “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a. “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” 4. Memasang muka cemberut di depan orang tua Banyak sekali orang yang terlihat ceria dan murah senyum dihadapan kawan-kawannya. Tapi saat di rumah, ia selalu memasang muka cemberut di depan orang tuanya. Ketika diajak berbicara oleh ibuk-bapaknya, ia hanya diam dan kadang menjawab sinis sepatah atau dua patah. Ketahuilah, orang tuamu adalah orang yang paling berhak memperoleh senyummu. Mereka yang capek merawatmu, bukan teman-temanmu! Jadi janganlah sekali-kali memasang wajah masam dihadapan mereka. Jika ada masalah, sebaiknya ceritakan secara baik-baik. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua 5. Tidak menuruti perintah orang tua Misalnya saja, orang tua meminta bantuan untuk membelikan bumbu masak, lalu si anak malas dan tidak mau pergi. Begitu juga saat disuruh sholat dan anak tidak mendengarkan. Perbuatan-perbuatan yang demikian adalah termasuk durhaka kepada orang tua. 6. Mencela orang tua Janganlah sekali-kali kamu menghina orang tuamu. Seburuk apapun rupanya, walaupun mereka sangat miskin dan tidak berpendidikan, kamu tetap harus menghormati dan menyayangi mereka. Ingatlah suatu hadits yang berkata “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” Adabul Mufrod no. 2, shahih 7. Tidak mengakui mereka sebagai orang tua Seorang anak yang tidak mengakui kedua orang tuanya, karena alasan apapun termasuk malu adalah tindakan yang sangat berdosa. Sampai kapanpun orang tua tetap menjadi orang tua. Sebanyak apapun hartamu tidak akan mampu menembus kasih sayang mereka. Jangalah kamu sia-siakan orang tuamu. Apalagi sampai melupakannya. Sungguh itu perbuatan durhaka yang dimurkai Allah SWT. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Bagi orang-orang yang durhaka kepada orang tua, mereka tidak hanya merasakan azab di akhirat. Selagi mereka masih di dunia, hidupnya akan ditimpa kesengsaraan tiada akhir. Bahkan saat sakaratul maut pun juga sulit. Adapun azab-azab yang diterima oleh anak durhaka, diantaranya Shalatnya tidak diterima di sisi Allah SWT Sia-sia saja shalatnya orang-orang yang durhaka kepada orang tuanya. Walaupun sekhusyuk apapun, tetap saja Allah SWT menolaknya. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Sebagaimana dijelaskan dalam hadits “Allah tidak akan menerima shalat orang dibenci kedua orang tuannya yang tidak menganiaya kepadannya”. Abu al-Hasan bin Makruf Diharamkan masuk surga Mereka juga diharamkan mencium aroma surga ataupun masuk kedalamnya. Sebagaimana hadits yang berbunyi “Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, durhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang dayyuts merelakan kejahatan berlaku dalam keluargannya, merelakan istri dan anak perempuan selingkuh.” HR. Nasa’i dan Ahmad Dibenci oleh Allah SWT Jika kamu ingin dicintai oleh Allah SWT, maka cintailah kedua orang tuamu. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist “Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murka kedua orang tua.” HR. Al-Hakim Ditimpa azab di dunia Orang yang durhaka kepada bapak ibunya tidak hanya memperoleh dosa. Mereka juga akan diazab oleh Allah SWT selagi mereka hidup di dunia. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua “Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah akan menyegerakan balasan kepada pelakunnya didalam hidupnya sebelum mati”. Dianggap kafir Mendurhakai orang tua termasuk dosa besar, dan orang-orang yang berbuat demikian digolongkan dalam sifat kafir. Sebagaimana hadits yang berbunyi “Jangan membenci kedua orang tuamu. Barang siapa mengabaikan kedua orang tua, maka dia kafir.” Dosa-dosanya tidak diampuni Dari Aisyah ra ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda; “Dikatakan kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tua, “berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni. “Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, perbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku mengampunimu.” HR. Abu Nu’aim Segala amal perbuatannya dihapuskan Meskipun kamu berbuat baik terhadap semua umat manusia di dunia, tapi kalau kamu durhaka pada orang tuamu, sungguh kebaikanmu itu sia-sia saja di sisi Allah SWT. Azab Anak Durhaka Kepada Orang Tua Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Thabrani “Ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu dan jahil”. [ Rekomendasi Penerbit Alquran ] Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami. Kontak Penerbit Jabal HP/WA 0853 1512 9995/ 0878 2408 6365Telp/Fax 022-7809282Email penerbit_jabal Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia Baca Artikel Lainnya 10 Doa Di Pagi Hari Yang Diajarkan Rasulullah 11 Manfaat Membaca Al Quran 25 Nama Nabi dan Rasul Yang Wajib Diketahui Alquran Custom Alquran Muslimah Doa Agar terhindar Dari Fitnah Dajjal Hadits Tentang Kejujuran Hukum Memegang Al Quran Tanpa Wudhu Hukum Tidak Shalat Jumat Karena Bekerja Larangan Jual Beli Saat Shalat Jumat Penerbit Jabal Adakah Hari Kebersamaan Percetakan Yasin Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia Sejarah Perkembangan Islam Di Indonesia Waktu Terbaik Untuk Mempelajari Al Quran Bagian Pertama Oleh Abdul Gaffar Ruskhan ‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Apa kabar saudaraku? Semoga kita senantiasa dikaruniai Allah SWT kesehatan, diberikan kebahagiaan hidup, dan anak-anak kita menjadi orang yang taat kepada-Nya, dan berbakti kepada orang tuanya, serta orang tua pun bijak terhadap anak-anaknya. Amin! Rasulullah saw. bersabda, أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلَاقُ “Halal yang paling dibenci Allah adalah talak.” HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Hakim Pernikahan adalah suatu lembaga sakral yang dilakukan oleh sepasang manusia di depan penghulu atas penyerahan wali nikah kepada laki-laki yang akan menjadi suami anaknya. Akad nikah disaksikan oleh dua orang saksi yang tercatat dan banyak pasang mata sehingga dua manusia yang berbedea jenis resmi menjadi suami istri dalam sebuah rumah tangga. Karena itu, ikatan suci itu harus dipertahankan oleh pasangan suami istri sampai kematian yang memisahkannya. Dalam perjalan berkeluarga, pasangan suami istri ada yang mulus dan ada pula yang kandas. Pasangan yang mulus perjalanan rumah tangganya mampu mempertahankanya sampai mereka berketuruanan atau beranak bercucu sehingga dari satu keluarga lahirlah banyak keturunan. Kebahagian berkeluarga dapat mereka rasakan sampai pada usia senja hingga maut yang memisahkan sepasang suami istri itu. Pasangan keluarga yang perjalanannya mulus bukan berarti tidak ada rintangan dan kendala dalam kehidupannya. Rintangan dan kendala itu pasti ada dan itu yang menjadi seni dalam hidup berkeluarga. Namun, pasangan suami itu mampu mengatasinya dengan baik sehingga keluarganya dapat bertahan dengan rukun dan harmonis. Pasangan suami istri yang tidak mulus, perjalanan keluarganya kandas di tengah jalan. Rumah tangganya diwarnai dengan percekcokan sehingga tidak jarang berakhir dengan perceraian. Penyebabnya bermacam-macam. Namun, tidak jarang pula penyebabnya karena senang dan tidak senang atau kebencian yang muncul belakangan dari orang tua, baik dari pihak suami maupun dari pihak istri. Bisa juga karena apa yang diberikan suami tidak sesuai dengan keinginan orang tua yang terlalu berlebihan. Misalnya, orang tua ingin melihat anaknya berkecukupan seperti keluarga anaknya yang lain, keponakannya, atau anak temannya. Sementara itu, mantunya tidak mampu memenuhi keingian mertuanya. Di pihak lain orang tua suami tidak berkenan terhadap mantunya karena mantunya kurang perhatian kepadanya, tidak memberi setiap apa yang dimintanya, dan tidak mau datang ke rumahnya setiap waktu yang diharapkannya. Akibatnya, orang tua suami kesal dan benci kepadanya. Sering terjadi kesalahpahaman antara mantu dan mertua. Sementra itu, suami kurang peka terhadap masalah yang terjadi itu. Puncaknya, mertua meminta anaknya untuk menceraikan mantunya. Sebetulnya, orang tua yang bijak adalah orang tua yang mampu memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada keluarga anaknya. Jika ada persoalan antara orang tua dengan mantunya, orang tua harus membicarakannya dengan baik kepada anaknya agar anaknya dapat menasihati mantunya supaya berbuat baik kepada orang tua. Hal itu merupakan tanggung jawab anaknya agar hubungan antara orang tua dan menantunya baik dan rukun. Orang tua harus bersabar untuk mencari penyelesaian yang baik. Jika belum ada tanda-tanda yang lebih baik, dicari jalan yang terbaik selama orang tua tidak meresa benar sendiri. Bisa jadi kesalahan itu berawal dari orang tua sendiri. Kesalahaan itu belum tentu dari menantu. Jika kedua belah pihak merasa tidak ada yang benar sehingga masing-masing menyadari kesalahannya, titik temu sudah mendekati pilihan yang terbaik. Siapa pun yang memberi maaf, itulah mukmin yang hakiki yang merupakan insan bertakwa. Jika orang tua menginginkan juga agar anaknya menceraikan anaknya, orang tua harus sadar bahwa cerai talak merupakan perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah SWT. Hadis Rasulullah saw. di awal tulisan ini menjelaskan bahwa “perbuatan yang halal yang dibenci Allah adalah talak”. Talak adalah hak suami, bukan hak orang tua. Yang dapat menjatuhkan talak adalah suami. Perceraian gampang dijatuhkan, tetapi akibatnya merugikan banyak orang. Paling tidak suami istri harus berpisah. Bahkan, yang merasakan dampaknya adalah anak-anak yang memerlukan kasih sayang dan keberadaan ayah bundanya di tengah-tengah mereka. Bisa jadi orang tua membujuk cucu-cucunya yang ditinggal bapak/ibunya akan berkata, “Kan ada Kakek dan Nenek.” Orang tua yang masih setia dengan pasangannya mesti bertanya, “Jika perceraian itu tejadi pada keluarga kami, bagaimana perasaan anak-anak?” Kita yang sudah menjadi bapak dan ibu tidak dapat membayangkan apakah ada ibu atau bapak yang lain dari anak-anaknya? Ibu atau bapak kandung hanya satu di dunia ini. Yang ada bapak tiri, bapak angkat, bapak guru, dan bapak kepala? Tidak dapat dicari gantinya bapak dan ibu kandung itu. Bayangkan ketika cucu-cucu kita sedang senang-senang dengan orang tua mereka. Karena kebencian dan ketidaksenangan terhadap mantu, orang tua sampai hati memisahkan ayah bundanya? Saya banyak melihat dan menyelesaikan kasus perceraian karena keinginan orang tuanya. Yang memprihatinkan adalah pada saat terjadi kondisi “paceklik” di dalam keluarga. Usaha bangkrut, utang banyak di bank, belum lagi tagihan hampir setiap hari datang. Kesulitan ekonomi itu pasti akan terjadi dalam kehidupan. Maju mundurnya usaha akan dialami oleh setiap pedagang, pengusaha, atau pebisnis. Melihat kondisi seperti itu mertua kalang kabut karena dukungan dana selama ini kepada anaknya bukan hanya berkurang, tetapi hilang sama sekali. Mertua yang bijak mesti memberikan dukungan moral kepada mantu dan anaknya. Berikan motivasi agar keluarganya bangkit. Jika ada kelebihan uang, bantu mantu yang juga anak kita dengan modal seberapanya. Jangan hasut anak kita, “Karena suamimu tidak bisa membahagiakan kamu, minta cerai saja!” Padahal, anaknya tidak mau mengajukan cerai khuluk atau fasakh. Justru mertua yang berinisiatif mengajukan fasakh anaknya ke pengadilan. Surat pengajuan cerai dilayangkan ke pengadilan. Mantu tidak pernah datang ke pengadilan karena tidak ingin bercerai dengan istrinya. Setelah beberapa kali persidangan, keluarlah surat cerai yang diajukan oleh mertua itu. Sementara itu, mantu merasa tidak pernah menceraikan istrinya. Hebat bukan peran orang tua memisahkan keluarga yang utuh sehingga anak-anak pun juga tidak boleh dipertemukan dengan bapaknya. Hebat bukan mertua seperti itu yang memutus hubungan keluarga suami istri dan anak-anaknya? Orang tua yang turut campur memisahkan keluarga anaknya ada baiknya memahami hadis Rasulullah saw. ini, إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِىءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ – قَالَ – فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, Saya menggoda seseorang sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah talak dengan istrinya.’ Kemudian, iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, Sebaik-baik setan adalah kamu.’” HR Muslim 2813 dari Jabir. Ternyata jika terjadi perceraian antara suami istri ada yang senang dan bangga. Jalan yang dilakukannya bermacam-macam. Ada yang melalui suami atau istri, bahkan ada perceraian itu melalui upaya orang tua. Siapa yang menang dan siapa yang senang jika perceraian itu terjadi? Itulah setan yang kadang-kadang menjelma sebagai manusia, termasuk merasuk kepada orang tua. Artinya, yang berhasil memisahkan suami istri adalah setan yang paling baik berdasarkan hadis itu. Nauzubillah! Anak tidak harus mengikuti orang tua jika ada upaya orang tua menyuruh anaknya untuk berpisah dengan istrinya tanpa ada alasan yang dibolehkan menurut syarak. Rasulullah bersabda, انما الطاعة في المعروف “Ketaatan pada orang tua hanyalah pada hal yang berkaitan dengan kebaikan.” HR Bukhari-Muslim Dalam hal ini, Ibnu Taimiyyah dalam Al-Fatawa al-Kubra III/331 menyatakan, “Tidak halal bagi seorang suami menceraikan istrinya karena perintah ibunya. Walaupun anak, perbuatan menceraikan istri bukanlah bagian dari berbakti.” Bersambung besok Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan pesantren Almuflihun yang diasuh oleh ust. Wahyudi Sarju Abdurrahmim, silahkan salurkan dananya ke Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening 0425335810 atas nama Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer +201120004899 Rencana itu tentunya mengundang ragam reaksi BuatUnggah Video Video SayaAnalisis DataKelola InteraksiHalaman utamaAnimeTrendingKategoriLIVEMasuk untuk lihat konten yang Anda ikutiTentang kamiHubungi kamiDapatkan aplikasiSyarat LayananKebijakan PrivasiKeluhan pelanggaran© 2023 Bstation Feedback Melaporkan237 Ditonton09/05/2023Dilarang memposting ulang tanpa izin dari 0 Pengikut 412 VideosDirekomendasikan untukmuSemuaAnime100cara Ditonton024Aamiin 😥 Ditonton024masyaallah ustazah 😄 Ditonton026sad moment 🗿🗿wannabeanimeww79 Ditonton25058GLADIATOR 2000 SUB INDOcakndar8850 Ditonton012One piece hdEzhafad3994 Ditonton016belajar Agama dengan guru yang terpercaya / ilmu nya murniKakaknyaHanawaTaubat26 Ditonton1240Dubu xiaoyao Ep 310 sub Ditonton114Jangan tanya lagi jika paketmu blm sampaiTuan Ditonton049kartun zamaduluFarel Dwiherlambang64 Ditonton057HABIB HUSEIN JAFAR SETUJU Ditonton057APA ITU RENDAH HATI- 2023 islam ryshs dakwahRY SHS CHANNEL80 Ditonton014Anakmu tidak bisa memilih siapa ayahnya, tetapi kamu perempuan bisa memilih siapa Ayah dari anakmuKakaknyaHanawaTaubat260 Ditonton044ujian akan datang kepada siapapunKakaknyaHanawaTaubat16 Ditonton029cara pandang zaman sekarang anehpemuda_HALAL149 Ditonton051berbuat baik kepada orang tuaKakaknyaHanawaTaubat54 Ditonton029pengingat untuk kita semua 😓😢pemuda_HALAL83 Ditonton116buat kalian yang masih ingin pacaran😇pemuda_HALAL154 Ditonton130baik buruk anak, tergantung org tuaKakaknyaHanawaTaubat53 Ditonton057Rasulullah DitontonHalaman utama>orang tua yang mengizinkan anaknya pacaran>Komentar KirimTidak ada hasil yang ditemukan. Ilustrasi azab anak durhaka kepada ibunya. Foto PixabayOrang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Jadi, sudah sepatutnya seorang anak selalu mematuhi dan berbakti kepada orang tuanya, khususnya kepada ibu. Nabi Muhammad SAW bahkan mengulangi perintah untuk berbakti kepada seorang ibu hingga tiga kali, sedangkan berbakti kepada ayah hanya satu kali. Itu karena perjuangan yang dilakukan dan kasih sayang yang diberikan oleh ibu jauh lebih besar daripada seorang buku Transformasi Ibadah Ritual Dalam Kehidupan Sosial susunan Muhamad Bajri, doa seorang ibu adalah doa yang paling mustajab dan pasti diijabah oleh Allah SWT, termasuk doa yang baik maupun doa yang buruk. Jadi, dapat dipastikan bahwa anak yang durhaka kepada ibunya akan diberikan balasan berupa kepedihan luar ini juga dibahas dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian safar, doa orang yang teraniaya atau dizalimi” HR. Abu Daud.Azab Anak Durhaka kepada IbunyaSebagai pengingat, inilah deretan azab anak durhaka kepada ibunya yang dikutip dari buku Doa Ibu susunan Rabi’atun azab anak durhaka kepada ibunya. Foto Pixabay1. Dibenci Allah SWTAllah SWT akan memberikan ridho-Nya jika orang tua juga meridhoi. Sebaliknya, apabila orang tua murka, Allah pun akan murka. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murkanya Allah tergantung pada murkanya orang tua.” HR. Al-Hakim2. Menerima azab di duniaAnak yang durhaka kepada ibunya tidak hanya mendapat dosa, namun Allah juga akan memberikan azab dunia bagi mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda “Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa mendurhakai kedua orangtua. Sesungguhnya Allah akan menyegerakan balasan kepada pelakunya didalam hidupnya sebelum mati.”3. Tidak diterima shalatnya oleh Allah SWTAzab anak durhaka lainnya adalah shalat yang dikerjakan tidak akan diterima oleh Allah SWT. Sebaik dan sekhusyuk apa pun, Allah akan tetap menolak sholat anak yang durhaka kepada ibunya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah berkata“Allah tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orangtuanya yang tidak aniaya terhadapnya.” HR. Abu Al-Hasan bin Makruf.4. Dosa-dosanya tidak akan diampuniAllah tidak akan memberikan ampunan kepada seorang anak yang durhaka terhadap orang tuanya. Ancaman ini telah diriwayatkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang artinya“Berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya aku tidak akan mengampuni." Dan dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orangtua, "Bahwa berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya aku mengampunimu." HR. Abu Nu'aimDari hadits tersebut, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak akan memberikan ampunan kepada seseorang yang durhaka kepada orang tuanya. Sebaliknya, Allah SWT akan mengampuni dosa orang-orang yang berbakti kepada orang Terhapus semua amal ibadahnyaSeseorang yang rajin beribadah, namun durhaka kepada orang tua, terutama ibunya, maka segala amal ibadah yang telah dikerjakan akan terhapus. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut“Ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua dan seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu." HR. ThabraniDalam hadis tersebut, dikatakan bahwa Allah SWT akan menghapus amal orang yang melakukan perbuatan syirik, seorang alim berilmu yang dipermainkan oleh orang dungu, dan seorang yang anak azab anak durhaka kepada ibunya. Foto Pixabay6. Diharamkan mencium wanginya surgaAllah mengharamkan seseorang yang durhaka kepada orang tuanya untuk mencium wanginya surga. Padahal, wangi surga dapat tercium dari jarak perjalanan seribu tahun. "Sesungguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu tahun dan demi Allah tidak akan mendapatinya barang siapa yang durhaka kepada orangtuanya." HR. Thabrani7. Tidak akan masuk surgaSeseorang yang durhaka kepada orang tuanya akan diazab oleh Allah SWT dengan tidak akan masuk surga. Rasulullah bersabda“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orangtua dan juga seorang dayyuts atau banci orang yang merelakan kejahatan berlaku di dalam keluarganya, merelakan istri dan anak perempuannya serong.” HR. Nasa'l dan Ahmad8. Tidak termasuk dalam umat Nabi Muhammad SAWAzab pedih bagi anak yang durhaka kepada ibunya adalah tidak termasuk ke dalam golongan umat Nabi Muhammad SAW. Itu karena Rasulullah telah memerintahkan umatnya untuk selalu taat dan tidak durhaka kepada orang itu, salah satu kunci sukses dunia akhirat bagi seorang Muslim adalah doa dan restu orang tua. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua agar mendapatkan ridha Allah dan keutamaan-keutamaan Termasuk ke dalam orang-orang yang merugiDalam sebuah hadis dijelaskan bahwa seorang anak yang menemani orang tuanya atau salah satunya sampai tua, namun durhaka atau tidak berbakti kepadanya, maka sesungguhnya mereka adalah orang yang merugi dan SAW bersabda “Sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina orang yang mendapati orang tuanya atau salah satunya sampai tua, lantas ia tidak dapat masuk surga." HR. Muslim10. Disebut orang kafirAzab anak yang durhaka kepada ibunya adalah disebut sebagai orang kafir. Dikatakan dalam sebuah hadits "Jangan membenci kedua orang tuamu. Barang siapa orang yang mengabaikan kedua orangtuanya, maka dia kafir." HR. MuslimMengapa Rasulullah lebih mengutamakan kepada anak untuk berbakti kepada ibunya?Apa salah satu azab bagi anak yang durhaka kepada ibunya?

azab orang tua yang menceraikan anaknya